Byuuuuh.... Internet Memang Benar-benar Bebas
Tadi malam hujan abu di daerah saya. Ya, tidak lama setelah TV One dan Metro TV balatan (berlomba-lomba) memberitakan meletusnya gunung Merapi. Saya tinggal di Purworejo, kabupaten diantara Magelang dan DIY, sehingga tentunya angin masih cukup mudah membawa abu itu kemari. Jalan-jalan dan genting rumah memutih, kemudian diikuti udara yang bisa menyesakkan dada.
Kejadian ini mengingatkan saya pada beberapa hal yang saya alami setelah saya memutuskan untuk share blogging lagi. Kesimpulan pertama.... Internet memang benar-benar bebas seperti abu yang beterbangan itu... Dan kesimpulan keduanya... Internet terlalu mudah disalahgunakan dan dengan mudah menyesakkan dada...

Isu Gus Ikhwan
Isu ini bahkan santer terdengar ketika saya masih sakit. Beberapa sms masuk membahas hal ini dan mengabarkan tentang posting-posting yang membongkar kebohongannya. Mulai dari komentar palsu berkedok Artika hingga artikel-artikelnya yang copas. Saya dulu pernah bekerja sama dengannya dan dia menuliskan beberapa artikel untuk saya. Namun saya menyadari bahwa artikel itu sudah ada sebelumnya alias copas. Akhirnya sekitar setengah tahunan yang lalu kerjasama itu saya lepas tapi saya masih berhubungan baik dengan gus Ikhwan. Bahksan saya masih sempat diwawancara olehnya (baca: Wawancara Dengan Pro Blogger Mas Doyok). Ternyata apa yang saya alami juga dialami oleh O-om, karena artikel yang dikirim gus Ikhwan ke O-om juga tidak benar-benar original. Isu ini menjadi marak bahkan akhirnya diketahui semua blogger...
Isu Erianto Anas
Yang kedua adalah soal Blogernas. Awalnya saya kagum ketika dia datang sebagai seorang Blogger Pemula yang haus ilmu blogging. Apa yang dia dapat langsung di postingnya. Namun seiring waktu tulisannya mulai mengarah ke opini soal kehidupan blogosphere. Wah saya pikir menarik juga, karena selama ini jarang dan saya sering membaca artikelnya yang memakai slogan, "kentut.. kentut... kentut...". Malah, sekarang beliau sudah beralih lagi dengan topik bahasan soal Keyakinan dan Atheis. Saya berfikir itu hal yang masih wajar karena di dunia maya ini ada banyak orang yang seperti dia. Masalahnya, setiap artikelnya yang berbau kepercayaan dan atheisme selalu disubmitnya ke Submit Otomatis blog ini (Baca: Submit Otomatis Tampil di Mas Doyok). Karuan saja artikel-artikelnya selalu muncul di halaman utama blog ini. Imbasnya? Banyak sekali yang memrotes keras blog ini karena menampilkan link-link artikel yang terlalu ekstrim. Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya gadget submit otomatis yang semula ditujukan agar pembaca blog Mas Doyok bisa sekalian berpromosi artikelnya di blog ini, saya putuskan untuk dibuang. Maaf bagi mas Erianto Anas dan yang selama ini memakainya. Saya terpaksa melepasnya karena saya menilai telah disalah gunakan.
Postingan Mas Widodo Menyesakkan
Satu lagi yang benar-benar mengganjal saya adalah tentang postingan mas Widodo berjudul: Komentar Kentut di Balas Kentut. Silahkan membacanya dahulu. Setelah membaca artikel itu saya diliputi perasaan bersalah yang luar biasa. Saya berfikir, "Saya telah menulis artikel dan kemudian orang bersusah payah meluangkan waktu menanggapinya, tapi mengapa komentar mereka tidak saya balas?". Saya merasa bersalah kepada pengkomentar setia blog ini karena mungkin saya banyak menghadirkan kekecewaan bagi mereka. Padahal sebelum itu saya bener-bener puas, karena setelah 2 bulan tidak membuka Email, saya bisa membalas sekitar 320-an email pertanyaan dari teman-teman blogger. Seketika saya lemes.... Selama ini saya telah berusaha keras untuk tidak mengecewakan Anda. Dalam hal ajang interaksi sendiri saya juga telah membuat Mas Doyok Answers, agar Anda bisa bebas bertanya. Soal pertanyaan dari Komentar sendiri akhirnya saya mengambil langkah mengaktifkan moderasi bagi artikel yang telah berumur 7 hari. Meski dengan begitu setiap hari saya harus cek komentar yang masuk dari 600-an lebih artikel saya setiap harinya. Belum lagi pertanyaan dari Facebook... Kemarin saya juga sempat menambahkan Sidewiki di bagian sidebar blog ini yang dapat dengan mudah digunakan untuk pembahasan suatu artikel, namun beberapa blogger mengeluh berat.
Di Akhir...
Pelajaran yang saya ambil adalah saya tidak bisa menuruti keinginan semua blogger, karena tentu keinginan mereka bisa berbeda-beda. Dan saya hanya berharap para pembaca blog ini bisa memakluminya. Bahkan saya berusaha memurnikan blog ini dari monetize disamping tokobagus yang hanya saya gunakan untuk biaya internetan saja
Dunia internet ini memang benar-benar bebas dan sekali lagi saya katakan, "Dunia internet terlalu luas untuk kita kendalikan... Saya hanya bisa menyiapkan mental....".
0 comments:
Post a Comment