Weekend Evaluate #1 Menanggapi RPM Konten Multimedia
Berita apa yang paling menarik perhatian blogger minggu ini? Tentu saja soal Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Konten Multimedia. Jika Anda mengikuti berita tentu Anda sudah tahu jika ada banyak pasal yang membahas mengenai batasan konten. Nah, karuan saja pengguna internet uring-uringan dan serentak mengajukan protes. Dari facebooker hingga kaum blogger bersuara. Alasan pun beraneka ragam. Saya sendiri mengerti niat
Yang menjadi masalah paling serius adalah dipojokkannya penyedia fasilitas internet akibat masalah ini. Menarik ketika Metro TV membandingkan bahwa Konten di Internet ibarat Antrian Kendaraan yang berjibun di jalan tol. Tentu akan sangat kesulitan bagi petugas untuk memeriksa satu persatu isi mobil yang diibaratkan konten. Belum lagi jika saya boleh bependapat, mobil itu adalah blog kita, sedangkan semua hal dalam mobil itu adalah konten kita. Tentu lebih rumit. Oleh karena itu sangat tidak bijaksana jika sampai ISP yang disalahkan.
Akibat lain adalah pengguna internet menjadi takut berekspresi. Memang miris jika kita melihat banyak kasus di negeri ini. Kalimat Undang-Undang Dasar saja ditafsirkan berbeda-beda dan dengan sedemikian rupa banyak yang berhasil memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, apalagi sekedar Peraturan Menteri. Sudah tentu blogger takut karena mereka tak mengeti betul benak para penggodok RPM mengenai batasan konten yang mereka maksud. Akhirnya ketika ingin berekspresi lewat wall atau lewat postingan ada satu pengganjal besar dalam hati, "Apakah konten ini aman?" atau yang paling ngetrend "Adakah orang yang tersinggung dan bakal menuntut?"
Namun, Tidak adil jika kita tidak mau mencoba melihat sudut pandang pak Tifatul dan team. Tidak adil juga jika kita mengorek 'kekurang bijaksanaan' mereka sementara kita 'tidak evaluasi' diri kita. Jika Anda kunjungi google trends, maka Anda akan sedikit bisa memahami keinginan mereka untuk memperbaiki penggunaan internet di negeri kita.
Saya ambil contoh untuk 2 keyword 'naked girl' dan 'porn video'. Untuk keyword yang disebutkan pertama Indonesia menjadi peringkat kedua setelah Malaysia.
Kemudian, mari ktia coba pergi ke google.co.id. Silahkan Anda ketikkan keyword video (jangan dulu tekan enter), maka google akan memberikan data mengenai konten yang paling banyak. Hasilnya? Temuan untuk 'video blue film' jauh mengalahkan 'video lucu' atau 'video naruto'.
Belum lagi jika memikirkan masalah 'penjiplakan' yang memang sangat marak di negeri kita. Di satu sisi niat baik pak Tifatul dan team yang ingin memperbaiki keadaan, di sisi lain sangat sulit memisahkan blogger yang benar-benar share informasi atau hanya mencari sensasi.
Pendapat akhir saya, mari kita sama-sama berbenah. Sebagaimana blogger lain saya menolak RPM jika kedepannya tak ada perbaikan dan penjajakan ulang. Seperti yang dikatakan di atas, blogger akan takut untuk berekspresi. Namun, saya juga menyarankan kepada teman-teman blogger untuk memberi bukti dengan konten-konten yang lebih berkualitas sebagaimana tujuan RPM itu sendiri.
Jika Anda siap menolak sesuatu yang bertujuan baik, mari silahkan buktikan juga dengan 'itikad' baik Anda. Tanamkan pada diri Anda bahwa 'senin depan' Anda mempunyai satu konten yang berkualitas.
0 comments:
Post a Comment